⠀⠀π‘·π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘œπ‘”: 𝑺𝑒𝑛𝑑𝑒 π‘³π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž

⠀⠀⠀⠀⠀     #π‘Žπ‘ π‘šπ‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘Ž  x  #π‘™π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘¦π‘’π‘›π‘”

𝘯𝘰𝘡𝘦; 𝘀𝘳𝘦𝘒𝘡𝘰𝘳 𝘢𝘴𝘦π˜₯ 𝘭𝘰𝘸𝘦𝘳𝘀𝘒𝘴𝘦



langit mendung, membuat ketiga remaja itu merenung. menatap pilu, dalam sendu diujung temu. suasana serasa mendukung, alam seperti turut berkabung atas kepergian sang ayahanda.

sepasang kembar, dengan adik laki-laki mereka  sedang menatap kosong ke gundukan tanah yang masih basah itu. baru saja, bumi mendekap erat sang ayah dalam pelukannya.

terlihat, yang tertua menghela nafas. mencoba berpikir mawas, kemudian memecah keheningan. "ayo, pulang," ujarnya kemudian memimpin jalan kedua adiknya.

tak ada yang berbicara. berdeham saja tidak. semuanya kalut, dalam emosi dan pikirannya. memilih diam agar tenang, walau terbayang angan.

"jadi, kapan kita mulai turuti permintaan terakhir ayah untuk mencari ibu?" tanya sang kakak kepada kedua adiknya itu.

tak ada yang bergeming, sampai sang duplikatnya —ryoco— mulai bersuara. "mungkin bisa kita mulai setelah kita tenang, teh."

"semuanya butuh proses, kita harus mikirinnya dengan baik," saut sang adik —ayami— dari kursi belakang.

sedangkan sang kakak —farasya— kembali berpikir. berusaha mencari jalan cepat dengan sedikit konsekuensi, kemudian menghela nafasnya berat sebelum melajukan mobilnya pulang ke rumah duka.

"oke, kita pulang dulu. tenangin diri, pikiran, semuanya. perbaiki yang ada, baru kita cari ibu di sekitar bandung," tegas sang kakak.

tiada yang bergeming, langit mendung serasa mendukung perasaan yang sedang berkabung. disini, semesta membuka bab baru. tentang perjalanan hidup tiga bersaudara yang baru saja dimulai kembali.

⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ πš™πš›πš˜πš•πš˜πšžπšπšŽ: πšœπšŽπš—πšπšž πš•πšŠπš›πšŠ
⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀   ditulis oleh #π‘™π‘’π‘Žπ‘›π‘›π‘Ž


✦✦✦




Komentar

Postingan populer dari blog ini

⠀⠀π‘«π‘’π‘Ž: 𝑺𝑒𝑛𝑑𝑒 π‘³π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž

⠀⠀π‘Ίπ‘Žπ‘‘π‘’: 𝑺𝑒𝑛𝑑𝑒 π‘³π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž